Kamis, 05 Juli 2007

Lisensi, Bajakan dan Gratis

Sudah sedemikian menggemanya Free Open Source Software (FOSS) di dunia dan sudah sedemikian menggemanya Windows di Indonesia menjadikan dua hal tersebut menarik untuk dibicarakan 'bagaimananya'. Sebagai orang awam tentu kita sedikit asing dengan istilah-istilah Free Open Source Software (FOSS), Open Source, Propitery atau Linux.

Demikian juga kawan-kawan yang terbiasa menggunakan komputer, belum tentu juga memahami dan mengerti istilah-istilah tersebut diatas. Tapi, apa hubungannya semuanya dengan judul tulisan ini? Tentu saja ada, karena judul tersebut merupakan gambaran dari istilah-istilah diatas. Mari sama-sama kita ulas.

Selama ini, jika kita membeli komputer merek apapun, apakah yang merek terkenal atau rakitan, kita akan menerima dalam kondisi siap pakai yaitu sudah ada Microsoft Windows dan Microsoft Office nya. Kemudian, oleh penjual pun kita akan ditanyakan mau ditambah program, game dan lagu-lagu apa? Karena disekeliling kita banyak penjual Compact Disc (CD) program, game dan lagu-lagu yang dapat didengarkan melalui komputer.

Beberapa saat kemudian kita dikejutkan dengan melihat sekeliling kita karena menghilangnya para penjual Compact Disc (CD) program komputer. Ada apa dengan para penjual Compact Disc (CD) program komputer?

Keterkejutan kita semakin bertambah, dengan razia yang dilakukan oleh Mabes Polri terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di Batam. Terlebih lagi, pihak kepolisian langsung memeriksa beberapa orang Warga Negara Singapura berkenaan dengan penggunaan program aplikasi/perangkat lunak (software) bajakan.

Berarti benar, ada permasalahan yang cukup serius, tetapi permasalahan utamanya bukan pada penjual Compact Disc (CD), tetapi dengan barang yang dijualnya yang biasa kita sebut program komputer.

Entah karena kita tidak mengerti, tidak tahu atau tidak mau tahu bahwa semua program komputer atau perangkat lunak (software) memang ada seseorang atau perusahaan yang sengaja khusus membuat nya.

Kalau sudah ada unsur waktu dan tenaga yang terpakai untuk membuat program komputer atau perangkat lunak (software) tersebut, tentu kita sudah dapat menduga ujungnya adalah harga yang harus dibayar yaitu biaya.

Sebagai ilustrasi contoh adalah lukisan, kalau kita sudah melukis sebuah pemandangan yang indah dari sebuah satu desa yang terpencil. Lukisan tersebut kita jual kepada kawan. Oleh kawan kita, lukisan tersebut digandakan atau diduplikasi dan diperbanyak untuk kemudian dijual kepada kawan-kawan yang lain, sehingga dia mendapat keuntungan dari hasil tersebut.

Dan kita semakin terkejut, kawan-kawan yang lain berterima kasih kepada kawan kita tersebut karena dianggap telah berjasa dengan menggandakan lukisan yang indah dan menjualnya dengan harga yang sangat murah sehingga mereka semua juga dapat memiliki lukisan dan menikmati keindahannya.

Kalau kita ada dalam posisi sebagai pelukisnya, kira-kira apa yang ada dalam pikiran kita. Apakah kita juga akan berterima kasih kepada kawan kita karena telah menggandakan lukisan kita dan menjualnya?

Rasanya sulit bagi kita untuk bisa menerima seperti itu, karena kita tahu dan sadar bahwa dalam membuat lukisan, kita sudah mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya untuk dapat menghasilkan lukisan yang indah tersebut. Kemudian kita menjualnya dengan harga yang telah kita perhitungkan unsur waktu, tenaga dan biaya serta mengharapkan sedikit nilai lebih yaitu keuntungan.

Masalah penggandaan untuk kemudian dijual atau biasa kita sebut pembajakan merupakan salah satu masalah yang biasa terjadi disekeliling kita. Tidak hanya untuk lukisan, tetapi hasil karya lain seperti musik, film, buku bahkan sampai hasil penelitian bibit tanaman pun juga dibajak. Apakah itu kebiasaan atau mungkin sudah menjadi budaya kita?

Kita ambil contoh kembali masalah pembajakan buku-buku pelajaran sekolah atau kuliah. Dengan pertimbangan karena tidak cukup uang, kemudian kita mencari buku-buku bajakan agar dapat memiliki buku tersebut, membacanya dan kemudian kita menjadi tahu dan pintar. Apakah benar?

Coba kita bandingkan dengan kawan kita yang sama-sama tidak cukup uang untuk membeli buku yang asli, dia mencari alternatif lain dengan mencari di koran-koran, majalah-majalah dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya atau karena sekarang sudah semakin banyak warnet dengan harga terjangkau kemudian pergi ke warnet dan dia cari di internet.

Menurut penilaian kita, siapa yang lebih tahu dan pintar? Biarlah diri kita masing-masing yang menjawabnya karena semuanya kembali kepada diri kita, apakah kita selalu mencari jalan pintas walaupun itu tidak baik?

Kembali pada permasalahan sebelumnya, begitu pula yang terjadi dengan program komputer. Program tersebut merupakan hasil karya seseorang atau perusahaan, dan harus ada harga yang dibayarkan atau biaya yang kita keluarkan supaya kita dapat mempergunakannya.

Untuk gambaran saja, harga program komputer Microsoft Windows dan Office saat ini yang berlisensi untuk setiap 1 komputernya tidak kurang dari Rp. 2 Juta Rupiah.

Sebagai perusahaan besar, Microsoft terus berupaya menekan angka pembajakan dengan menawarkan paket-paket murah untuk harga lisensi program-program komputernya. Pertanyaannya, sampai kapan promosi ini? Karena kita tahu, yang namanya promosi itu tidak akan selamanya, tergantung dari situasi dan kondisinya.

Tetapi, melihat angka rupiah tersebut untuk setiap komputernya. Tentu kita dapat menghitung berapa jumlah uang yang harus kita keluarkan jika dikalikan jumlah komputer yang ada di wilayah kita seandainya di wilayah kita ada sekitar 5.000 komputer, laptop dan notebook saja yang berlisensi, Rp. 10.000.000.000,- (Sepuluh Milyar Rupiah). Bagaimana kalau wilayahnya kita perluas menjadi propinsi, atau kita perluas lagi menjadi wilayah negeri ini, berapa komputer, laptop dan notebook yang berlisensi, serta berapa jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli lisensi tersebut.

Apa yang kita dapat dari hasil penjualan itu? Hanya honor dan gaji karyawan saudara-saudara kita yang bekerja di perusahaan penjual saja yang didapat. Selebihnya dan sebagian besar uangnya diterima oleh perusahaan-perusahaan besar pembuat program komputer yang mayoritas berdomisili diluar negeri. Padahal kita tahu, negeri kita berhutang kepada mereka, tetapi kita beli produk mereka sehingga uangnya kembali kepada mereka. Ada apa dengan kita?

Wah, sepertinya kita memusuhi Microsoft atau perusahaan-perusahaan pembuat program komputer lainnya. Jawabannya adalah tidak. Dengan begitu kita menjadi menghargai jerih payah perusahaan-perusahaan tersebut yang telah bersusah payah membuat program komputer sehingga kita tidak lagi membajak hasil karyanya.

Jadi solusinya bagaimana? Mau yang berlisensi mahal.... Mau yang bajakan tak baik dan tak halal....

Hari gini masih bingung soal program komputer yang bagus, gratis dan halal....

Tak perlu bingung karena persoalan ini tidak hanya dialami oleh kita, tetapi juga hampir semua negara yang masyarakat dan pemerintahnya berkeinginan kuat untuk melakukan penghematan sekaligus meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya.

Bagaimana caranya? Pertama, sudah ada program komputer namanya Linux, setara dengan Microsoft Windows dan Office yang dibuat oleh masyarakat telematika didunia yang bekerja secara bersama-sama sehingga bebas dipergunakan oleh siapa saja dan dapat diperoleh dengan mendownloadnya di internet secara gratis, atau dengan membeli program komputernya dalam bentuk Compact Disc (CD) yang harganya setara harga CD bajakan sebelumnya.

Kedua, disinilah unsur pergerakan ekonomi daerah kita dari sektor jasa. Sisihkan dana dari 2 juta rupiah tersebut untuk mengkursuskan sanak, saudara atau kita sendiri untuk belajar program komputer tersebut.

Ada yang menyampaikan kendalanya adalah tempat-tempat kursus atau lembaga-lembaga pendidikan belum ada yang membuka pelatihan-pelatihan seperti itu. Apa benar?

Silakan dicoba, Pemerintah Daerah atau salah satu perusahaan mengumumkan sedang membutuhkan jasa pelatihan untuk mengajarkan Linux. Yakin, tidak akan kurang dari 20 perusahaan, lembaga pendidikan, dan tempat-tempat kursus lokal akan menawarkan jasanya untuk pelatihan tersebut.

Dampaknya sanak, saudara dan kita sendiri akan menjadi lebih bijak dan pintar, serta saudara-saudara kita akan terangkat hidupnya dengan bergeraknya perekonomian karena perputaran uang tersebut.

Selanjutnya, kembali ke kita semua.....

Tidak ada komentar: