Harga Bahan Pokok berbanding lurus dengan BBM
Menyenangkan mendengar kabar BBM akan turun kembali untuk ketiga kalinya. Terbayang di benak beban hidup sedikit berkurang. Karena BBM merupakan biaya hulu maka terbayang juga di benak kalau biaya hilir akan ikut turun. Biaya hilir seperti bahan pokok dan sangat terpengaruh dengan biaya sebelumnya yaitu tranportasi. Mengingat biaya BBM turun secara otomatis terbayang kalau biaya transportasi juga akan turun.
Kenyataannya tidak demikian, biaya tranportasi tetap bertengger dengan gagahnya diikuti dengan bahan pokok. Masyarakat terus bertanya-tanya mengapa? Presiden pun sampai ikut bicara dan meminta pengusaha untuk fair, karena biaya BBM turun. Biaya BBM selama ini menjadi kambing hitam atas kenaikan harga. Setiap BBM naik, biaya tranportasi juga akan naik selanjutnya diikuti oleh komponen-komponen lain seperti bahan pokok. Apa yang kurang benar dalam hal ini?
Tidak ada yang kurang benar dalam hal ini, dan tidak perlu ada pemaksaan kepada pengusaha. Yang ada hanya bertanya kepada diri sendiri, sudah benarkah tatanan ekonomi saat ini? Hukum ekonomi dan hukum pasar akan berbicara. Jika satu pengusaha tidak menurunkan harga sementara pengusaha lain menurunkan, maka pengusaha yang tidak mau menurunkan harga hanya akan menunggu waktu untuk kebangkrutannya.
Pemerintah sudah mengumumkan kalau pada tanggal 15 Januari 2009 harga BBM akan turun. Pemerintah Provinsi DKI melalui perusahaan milik daerah juga sudah mengumumkan akan menurunkan tarifnya. Bagaimana dengan pengusaha swasta? Apakah akan tetap bertahan? Akan sama-sama disaksikan.
Beruntunglah Pemerintah Provinsi DKI yang mempunyai perusahaan daerah yang bergerak di bidang transportasi sehingga dapat menekan harga pasar. Bagaimana dengan di Batam yang juga mempunyai perusahaan daerah di bidang bahan pokok. Bisakah perusahaan daerah menekan harga pasar, sehingga mendesak pengusaha-pengusaha swasta agar menurunkan harga nya juga jika tidak ingin mengalami kebangkrutan? atau sebaliknya malah perusahaan daerah yang akan menjadi bangkrut karena biaya operasional yang tinggi dan tingkat keuntungan yang rendah karena menurunkan harga?
Indra Sufian. Batam, 14 Januari 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar